Kamis, 26 Agustus 2021

Tafsir Ibnu Katsir Surah Alfatihah

 



Surat Al Fatihah merupakan induk dari surat-surat yang ada di Alquran. Makna dari Al-Quran terangkum dalam 7 ayat yang ada di Surat Al Fatihah. 


Tafsir Surat Al Fatihah

Sebagaimana yang tertulis dalam Alquran, bahwa ayat pertama Al Fatihah merupakan bacaan Basmalah,


Ayat pertama


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.


Ada perbedaan pendapat mengenai tafsir Surat Al Fatihah ayat pertama ini, karena biasanya kalimat basmallah merupakan pemisah antar surat, sebagaimana yang diriwayatkan Abu daud dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah tidak mengetahui pemisah surat sehingga diturunkanlah bismillahirrahmaniraahim.


Ibnu Abbas mengemukakan sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abu Daud. “Barangsiapa yang berpandangan bahwa ia termasuk Fatihah, berarti ia berpendapat bahwa membacanya harus zahir dalam sholat, dan orang yang tidak berpendapat demikian, berarti membacanya secara sir (tidak keras).


Ayat kedua


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,


“Segala uji kepunyaan Allah” yaitu rasa syukur yang hanya diperuntukan untuk Allah Subhanahu Wata’ala semata bukan kepada hal lain yang merupakan ciptaan-Nya. Sebab Allah telah menganugerahkan nikmat kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, bagi Rabb kitalah segala puji, baik pada masa awal maupun akhir.


Huruf alif dan lam pada kalimat al hamdulillah ditunjukan untuk mencakup segala jenis pujian yang merupakan hak Allah Subhanahu Wata'ala. Sebagaimana kata Rabb yang hanya boleh ditunjukan pada Allah, bukan yang lainnya.


Ayat ketiga


: الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ


Artinya: Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,


Ar-Rahman Ar-Rahim menunjukkan makna "sangat". berarti Allah menegaskan bahwa Allah merupakan pemberi rahmat di dunia dan akhirat. Allah menggunakan frase "Maha Penyayang" khusus bagi kaum mukmin, dan tidak boleh ada hambaNya yang menggunakan nama tersebut.


Ayat keempat


مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ


Artinya: Pemilik hari pembalasan


Dia, Allah adalah pemilik hari dunia dan akhirat. Kata Dia kepada hari akhirat disebabkan di sana tidak ada siapapun selain Allah Subhanahu Wata'ala yang mengklaim akhirat sebagai miliknya dan tiada seorangpun yang dapat berbicara melainkan atas izin Nya.


Ayat kelima


اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ


Artinya: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.


Kata iyyaka merupakan objek yang didahulukan untuk tujuan pembatasan supaya tujuan pembicara fokus pada apa yang akan diutarakan.


Kalimat "Hanya kepada Engkaulah kami beribadah" kalimat ini menunjukkan penyucian diri dari kemusyrikan.


Kalimat "Hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan" merupakan penyucian dari apa yang telah diusahakan dengan menyerahkan segala hanya kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung.


Ayat keenam


اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ


Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus,


Ayat ini mengandung dalil yang menganjurkan ber-tawassul dengan sifat-sifat yang tinggi dan amal saleh. Setelah seorang hamba mengagungkan sifat Allah dan beramal saleh untuk Allah, kemudian ia memohon akan kebutuhannya.


Ayat ketujuh


صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ


Artinya; (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.


Pada kalimat "Jalannya orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka" menafsirkan "Jalan yang lurus". Jalan yang telah diberi nikmat yaitu jalan orang-orang yang telah menaati Allah dan RasulNya.


Penggalan "Bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat" Hal ini merupakan orang-orang yang mengingkari perintah Allah dan ajaran para RasulNya. Mereka yang tidak memiliki pengetahuan dan mengikuti kesesatan, mereka itu adalah orang-orang yang tidak mendapatkan petunjuk Allah Subhanahu Wata'ala.

Sabtu, 21 Agustus 2021

Santri MDTA As-Salam Ikuti Lomba dalam rangka memeriahkan tahun baru Islam dan HUT RI Ke 76

 


Santri MDTA As-Salam Ikuti Lomba  dalam rangka memeriahkan Tahun Baru Islam dan HUT RI ke 76. Sabtu, 21 Agustus 2021.


Dalam rangka memeriahkan tahun baru Islam 1443 H / 2021 M dan HUT RI ke 76 th, Santri MDTA As-Salam yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Tanboa Madani,MN mengikuti lomba Puisi, Imlak, dan Atletik yang diadakan oleh DPC FKDT Kabupaten Sijunjung di Kecamatan Kamang Baru.



Lomba ini di ikuti oleh 4 orang Santri MDT As-Salam yang pada Cabang Puisi di ikuti oleh Badi Almusadiq dan Arifah,  Cabang Imlak di ikuti oleh Elsa, Dan Cabang Sterile Di ikuti oleh Bilqis. 


Semoga dengan momen perlombaan ini bisa membuat mental tanding anak2 Kira semakin kuat dan siap untuk tampil di Even yang lebih besar nanti nya. 


Kepada santri Kira harapkan agar bisa tampil dengan maksimal.


Kamis, 19 Agustus 2021

Keutamaan Puasa 'asuro

 


Sebagai bulan yang dimuliakan Allah SWT, mengerjakan amalan kebaikan di bulan Muharram akan tercurah kebaikan pula kepadanya. Abu Dzar ra berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW: "Malam apakah yang lebih baik dan bulan apakah yang lebih utama?", lalu beliau menjawab" "Sebaik-baiknya malam adalah pertengahannya. Bulan yang paling utama adalah bulan Allah yang kalian sebut Muharram", (HR. An-Nasa'i). 


Diantara keutamaan Puasa 10 Muharram yaitu:

1. Puasa utama setelah puasa Ramadhan.

Puasa di bulan Muharram adalah yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam Muslim yang berasal dari Abu Hurairah ra, yang artinya "Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam", (HR. Muslim). 


Di antara puasa yang dapat dikerjakan pada bulan Muharram adalah puasa Tasu'a dan puasa Asyura. Puasa Tasu'a dan puasa Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada hari ke 9 dan 10 bulan Muharram.


2. Diampuni dosa satu tahun yang lalu

Mengutip buku Panduan Muslim Sehari-hari oleh Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El-Sutha, keutamaan puasa Asyura atau hari kesepuluh bulan Muharram (10 Muharram) adalah diampuninya dosa satu tahun yang telah lalu. Demikian juga dengan puasa pada hari kesembilan Muharram atau puasa Tasua.


3. Pahala puasa asyura tidak dapat diraih pada bulan lain.

Semoga kita bisa untuk melaksanakanya,  sehingga Dapat menghapuskan dosa kita setahun yang sudah lewat. 



Kamis, 12 Agustus 2021

Ponpes Tanboa Madani MN adakan Lomba Pidato, Tahfiz, dan Cerdas Cermat dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1443 H

 


Ponpes Tanboa Madani. MN sambut tahun baru 1 Muharram 1443 Hijrah dengan adakan Lomba Pidato, Tahfiz dan Cerdas cermat antar santri.

Rabu, 11 Agustus 2021.


Dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1443 H / 2021 M. Pondok pesantren Tanboa Madani. MN Tanjung Bonai Aur Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung mengadakan Lomba Pidato, Tahfiz dan Cerdas Cermat.


peserta dari lomba ini yaitu semua santri Ponpes Tanboa Madani. MN. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1443 H yang di selenggarakan pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 11 dan 12 Agustus Tahun 2021. 


Kegiatan Lomba ini sekaligus untuk melatih mental santri agar bisa tampil di hadapan kelayak ramai dan juga sekaligus belajar menyampaikan ilmu yang didapat selama mondok. Semoga bisa sesuai dengan motto Ponpes yaitu Isi Dada dengan Iman,  Isi kepala dengan ilmu Pengetahuan dan Isi tangan dengan keterampilan (Fikir,  Zikir,  dan Terampil) yang in syaa allah nanti nya menjadikan santri siap menghadapi zaman digital.